Akhlaq ( الأَخْلاَقُ ) adalah bentuk jamak dari خُلُقٌ yang berarti “ suatu keadaan yang tertanam di dalam jiwa yang akan muncul darinya berbagai perbuatan yang dikehendakinya, yang baik maupun yang buruk.” Akhlaq yang terpuji adalah cerminan dari ‘aqidah atau keimanan yang benar, sebagaimana sabda Rosululloh saw :
إِنَّمَا بُعِثْتُ ِلأُتَمِّمَ صَالِحَ اْلأَخْلاَقِ
“Sesungguhnya aku diutus hanya untuk menyempurnakan akhlaq yang bagus.” ( HSR. Ahmad )
Kebagusan akhlaq adalah barometer dari keimanan seseorang, sebagaimana sabda Rosululloh saw :
أَكْمَلُ الْمُؤْمِنِينَ إِيمَانًا أَحْسَنُهُمْ خُلُقًا
“Orang mu’min yang paling sempurna imannya adalah yang paling bagus akhlaqnya.” ( HSR. Ahmad, Abu Dawud dan At-Tirmidzi )
Pengertian akhlaq menurut para ahli :
1. Imam Ghazali dalam kitab ulumuddin, akhlaq adalah suatu gejala kejiwaan yang sudah mapan dan menetap dalam jiwa, yang dari padanya timbul dan terungkap perbuatan dengan mudah, tanpa mempergunakan pertimbangan pikiran terlebih dahulu.
2. Ibnu Maskawaih dalam kitab tahzibul akhlaq watathirul araq, mendifinisikan bahwa akhlaq itu sebagai sikap jiwa seserorang mendorong untuk melakukan perbuatan-perbuatan tanpa melalui pertimbangan pikiran.
3. Prof. Ahmad Amin, mendifinisikan akhlaq adalah adatul iradah (kehendak yang dibiasakan) lalu menjadi kelaziman (kebiasaan).
Adapun ruang lingkup akhlaq terbagi dalam beberapa bagian :
إِنَّمَا بُعِثْتُ ِلأُتَمِّمَ صَالِحَ اْلأَخْلاَقِ
“Sesungguhnya aku diutus hanya untuk menyempurnakan akhlaq yang bagus.” ( HSR. Ahmad )
Kebagusan akhlaq adalah barometer dari keimanan seseorang, sebagaimana sabda Rosululloh saw :
أَكْمَلُ الْمُؤْمِنِينَ إِيمَانًا أَحْسَنُهُمْ خُلُقًا
“Orang mu’min yang paling sempurna imannya adalah yang paling bagus akhlaqnya.” ( HSR. Ahmad, Abu Dawud dan At-Tirmidzi )
Pengertian akhlaq menurut para ahli :
1. Imam Ghazali dalam kitab ulumuddin, akhlaq adalah suatu gejala kejiwaan yang sudah mapan dan menetap dalam jiwa, yang dari padanya timbul dan terungkap perbuatan dengan mudah, tanpa mempergunakan pertimbangan pikiran terlebih dahulu.
2. Ibnu Maskawaih dalam kitab tahzibul akhlaq watathirul araq, mendifinisikan bahwa akhlaq itu sebagai sikap jiwa seserorang mendorong untuk melakukan perbuatan-perbuatan tanpa melalui pertimbangan pikiran.
3. Prof. Ahmad Amin, mendifinisikan akhlaq adalah adatul iradah (kehendak yang dibiasakan) lalu menjadi kelaziman (kebiasaan).
Adapun ruang lingkup akhlaq terbagi dalam beberapa bagian :
mau lanjutannya? silahkan download! klik Here
0 komentar:
Posting Komentar