Jika pada proses konduksi, medium dari aliran panas berada dalam keadaan ‘diam’, maka pada proses konveksi panas dipindahkan bersama-sama dengan medium fluida (cairan atau gas) yang bergerak. Proses ini dapat terjadi melalui konveksi paksa (forced convection) atau turbulensi dan konveksi bebas (free convection). Pada konveksi paksa fluida bergerak melalui lapisan perbatas (boundary layer) yang kasar sehingga timbul gerak edi yang tidak beraturan. Pengaruh angin sangat nyata pada proses ini terutama dekat permukaan. Sedangkan pada konveksi bebas, fluida dipanaskan oleh permukaan sehingga akan mengembang dan naik ke atas menuju tekanan yang lebih rendah. Proses pemanasan udara melalui konveksi lebih efektif dibandingkan dengan konduksi dan radiasi. Oleh sebab itu untuk pemanasan udara, dalam neraca energy, fluks panas dari permukaan ke udara hanya diwakili oleh proses pemindahan panas terasa melalui konveksi (H) sebagai berikut:
H = - cp/r . dT/dz ………………………. (4.5)
H : fluks panas dari permukaan ke atmosfer atau sebaliknya (W.m-2)
cp : panas jenis udara pada tekanan konstan (J.kg-1 Oc-1)
r : tahanan aerodinamik (s.m-2)
dT/dz adalah gradient suhu secara vertical (OC.m-1)
Fluks panas ini berdasarkan persamaan 4.5 dapat didekati dari pengukuran profil suhu secara vertical (dengan thermometer yang sensitive sampai dua decimal dalam celcius derajat) serta bila diketahui nilai tahanan aerodinamik r. Nilai r akan tergantung pada kecepatan angin
H = - cp/r . dT/dz ………………………. (4.5)
H : fluks panas dari permukaan ke atmosfer atau sebaliknya (W.m-2)
cp : panas jenis udara pada tekanan konstan (J.kg-1 Oc-1)
r : tahanan aerodinamik (s.m-2)
dT/dz adalah gradient suhu secara vertical (OC.m-1)
Fluks panas ini berdasarkan persamaan 4.5 dapat didekati dari pengukuran profil suhu secara vertical (dengan thermometer yang sensitive sampai dua decimal dalam celcius derajat) serta bila diketahui nilai tahanan aerodinamik r. Nilai r akan tergantung pada kecepatan angin
0 komentar:
Posting Komentar