Menurut Nasution (2000), aktivitas belajar adalah suatu kegiatan yang dilakukan siswa dalam belajar, baik itu aktivitas jasmani maupun aktivitas rohani
sehingga terjadi perubahan tingkali laku. Sedangkan menurut Sudjana (2002) aktivitas adalah usaha atau cara, untuk mempertinggi atau mengoptimalkan kegiatan belajar siswa dalam proses belajar mengajar.
Penerirnaan pelajaran jika dengan aktivitas siswa sendiri, kesan itu tidak akan berlalu begitu saja, tetapi dipikirkan, diolah kemudian dikeluarkan lagi dalam bentuk yang berbeda, atau siswa akan bertanya, mengajukan pendapat, menimbulkan diskusi dengan guru. Aktivitas merupakan bagian dari dasar-dasar mengajar yang paling penting dan merupakan faktor penentu terhadap keberhasilan proses interaksi antar siswa dan guru (Slameto, 2005).
Menurut Sardinian (2001), aktivitas belajar dapat digolongkan menjadi tiga macam, yaitu :
1. Aktivitas visual (visual activities) seperti membaca, menulis, melakukan eksperimen, dan demonstrasi.
2. Aktivitas lisan (oral activities) seperti bercerita, membaca saja, tanya jawab, diskusi, menyanyi.
3. Aktivitas mendengarkan (listening activities) mendengarkan penjelasan guru, ceramah, pengarahan.
4. Aktivitas gerak (motor activities) seperti senam, atletik, menari, melukis.
5. Aktivitas menulis (writing activities) seperti mengarang, membuat makalah, membuat Surat.
Selanjutnya Diedrich dalam Nasution (2000) mengemukakan bahwa ada 177 macam kegiatan murid antara lain :
sehingga terjadi perubahan tingkali laku. Sedangkan menurut Sudjana (2002) aktivitas adalah usaha atau cara, untuk mempertinggi atau mengoptimalkan kegiatan belajar siswa dalam proses belajar mengajar.
Penerirnaan pelajaran jika dengan aktivitas siswa sendiri, kesan itu tidak akan berlalu begitu saja, tetapi dipikirkan, diolah kemudian dikeluarkan lagi dalam bentuk yang berbeda, atau siswa akan bertanya, mengajukan pendapat, menimbulkan diskusi dengan guru. Aktivitas merupakan bagian dari dasar-dasar mengajar yang paling penting dan merupakan faktor penentu terhadap keberhasilan proses interaksi antar siswa dan guru (Slameto, 2005).
Menurut Sardinian (2001), aktivitas belajar dapat digolongkan menjadi tiga macam, yaitu :
- Aktivitas fisik, dapat dilihat dari gerak gerik siswa dalam proses pengajaran seperti: mendengarkan, melihat, mengangguk, menggeleng, dan menunjuk tangan.
- Aktivitas nonfisik/mental, aktivitas nonfisik dapat dilihat dari keaktifan siswa dalam mengajukan pertanyaan, mengemukakan pendapat, mengerjakan tugas, serta keaktifan siswa yang tiba-tiba berteriak.
1. Aktivitas visual (visual activities) seperti membaca, menulis, melakukan eksperimen, dan demonstrasi.
2. Aktivitas lisan (oral activities) seperti bercerita, membaca saja, tanya jawab, diskusi, menyanyi.
3. Aktivitas mendengarkan (listening activities) mendengarkan penjelasan guru, ceramah, pengarahan.
4. Aktivitas gerak (motor activities) seperti senam, atletik, menari, melukis.
5. Aktivitas menulis (writing activities) seperti mengarang, membuat makalah, membuat Surat.
Selanjutnya Diedrich dalam Nasution (2000) mengemukakan bahwa ada 177 macam kegiatan murid antara lain :
- Visual activities (13) seperti membaca, memperhatikan : gambar, demonstrasi, percobaan, pekerjaan orang lain, dan sebagainya.
- Oral activities (43) seperti menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan interview, diskusi, interupsi, dan sebagainya.
- Listenig activities (11) seperti mendengarkan uraian, percakapan, diskusi, musik, pidato, dan sebagainya.
- Writing activities (22) seperti menulis cerita, karangan, laporan, tes, angket, menyalin dan sebagainya.
- Drawing activities (8) seperti menggambar, membuat grafik, peta, diagram, pola dan sebagainya.
- Motor activities (47) seperti melakukan percobaan, membuat konstruksi, model, reparasi, bermain, berkebun, memelihara binatang, dan sebagainya.
- Mental activities (23) seperti menanggapi, mengingat, memecahkan soal, menganalisis, melihat hubungan, mengambil keputusan dan sebagainya.
- Emotional activities (23) seperti menaruh minat, merasa bosan, gembira, berani, tenang, gugup dan sebagainya.
- Para siswa mencari pengalaman sendiri dan langsung mengalaminya sendiri.
- Berbuat sendiri akan mengembangkan seluruh aspek pribadi siswa secara integral.
- Memupuk kerjasarna yang harmonis dikalangan siswa.
- Memupuk disiplin kelas secara wajar dan suasana belajar menjadi demokratis.
- Para siswa bekerja menurut minat dan kemampuannya sendiri.
- Pengajaran di sekolah rnenjadi hidup sebagaimana hidupnya aktivitas dalam kehidupan bermasyarakat.
0 komentar:
Posting Komentar