Menurut Tjitrosoepomo (2005) Jamur (fungi/cendawan) pada umumnya tidak bewarna yaitu tidak mengandung kromatofora, tetapi pada jamur tinggi tingkatannya terdapat bermacam-macam zat warna, terutama dalam badan buahnya. Sedangkan menurut Ahmad (2008) Zat warna itu terdiri atas senyawa aromatik yang tidak mengandung nitrogen Cendawan juga merupakan mikroorganisme eukariotik, memproduksi spora, memperoleh nutrisi dengan cara absorbsi.
Pada umumnya jamur nematofagus hidup pada suhu 20-300c, kelembaban 90%, pH sedikit asam bergantung pada spesies, memerlukan oksigen dan sedikit mineral. Sebagai contoh, Arthrobotrys oligospora adalah jamur jenis pembuat perangkap mempunyai suhu pertumbuhan optimal 250c dan pH 5-6, kelembaban 90%, dan kadar oksigen murni 100% atau normal 21% untuk membentuk perangkap secara optimal (Mustika dan Ahmad, 2004).
Michel dan Chan (2006) menyatakan jamur endoparasid umumnya tumbuh lambat sedangkan jamur pembuat perangkap atau penjerat tumbuh dengan cepat Jamur jenis ini memiliki kemampuan mengendalikan pertumbuhan nematoda dengan cara sebagai predator, endoparasit, dan pembuat toksin. Beberapa jamur juga hidup sebagai saprofitik, dan dapat juga menyerbu inang yang hidup lalu tumbuh dengan subur dan berperan sebagai parasit .
Jamur nematofagus seperti Duddingtonia flagrans ada jamur yang mempunyai ciri khas yang mempunyai keunggulan dibandingkan cendawan nematofagus lainnya, yaitu mampuh membentuk klamidosfora yang efisien dari hifanya sendiri jamur ini tumbuh pada suhu 20-300c. Duddingtonia flagrans digunakan untuk mengendalikan nematoda parasit seperti Oesohagostomum dentatus dan Hyostrongylus rabidus pada babi, Cysthotome, Strongylus vulgaris, dan S. edantatum pada kuda, Trichosngylus colubriformis pada domba dan sapi (Larsen dalam Ahmad, 2005).
0 komentar:
Posting Komentar